f ' KEMAJUAN PERGURUAN TINGGI DAN POTENSI PENINGKATAN EKONOMI; SEBUAH REFLEKSI HISTORIS DALAM PERSPEKTIF KEKINIAN ~ Inspirasi Pendidikan

Kamis, 29 Mei 2025

KEMAJUAN PERGURUAN TINGGI DAN POTENSI PENINGKATAN EKONOMI; SEBUAH REFLEKSI HISTORIS DALAM PERSPEKTIF KEKINIAN

 Oleh: Dr. Hariyanto

Refleksi Historis

Perguruan tinggi identik dengan kampus yang melahirkan para cendekiawan, yang akan menjadi penerus atas kemajuan suatu bangsa. Berkaca dari sejarah peradaban dapat dilihat bahwa kemajuan suatu bangsa tercermin dari berdirinya kampus-kampus yang memiliki dampak signifikan untuk kemajuan masyarakat dan  negaranya. Jejak sejarah mencatat di kerajaan Sriwijaya, bahwa Candi Muaro Jambi pada zaman dahulu adalah pusat pendidikan tinggi dalam lima bidang ilmu (Panca widya) yaitu bahasa, pengobatan, logika, seni, keterampilan kerajinan dan pengelolaan batin atau kejiwaan. I-tsing seorang biksu dari Tiongkok menyebutkan adanya perguruan tinggi agama Budha di Sriwijaya yang memiliki beberapa murid biksu dari berbagai wilayah. Bukti menunjukkan pada masa itu, Sriwijaya mencapai zaman keemasannya. Jejak kemajuan pendidikan juga tercermin dari peninggalan sejarah pada zaman Majapahit. Hal ini pun menjadi sebuah bukti bahwa pendidikan dan kemajuan suatu bangsa memiliki hubungan resiprokal dan saling menguatkan.

Jejak kemajuan pendidikan dalam peradaban Islam juga dapat dilihat dari beberapa perguruan tinggi yang tersohor di masanya bahkan sampai sekarang ini. misalnya Universitas Al-Qarawiyin (Jami’ah Al Qarawiyin) di Maroko. Oleh Unesco pada tahun 1998 dinobatkan sebagai perguruan tinggi pertama di dunia yang memberikan gelar kesarjanaan. Universitas lainnya adalah Universitas Al Azhar yang berada di Mesir. Sementara itu di Indonesia pada zaman kolonial Belanda, pendidikannya berupa pondok pesantren dan madrasah, belum ditemukan sebuah catatan berdirinya perguruan tinggi di masa itu, terutama perguruan tinggi Islam.

Indonesia yang memiliki penduduk mayoritas beragama Islam, baru beranjak untuk mendirikan perguruan tinggi agama Islam saat Masyumi mendirikan Sekolah Tinggi Islam (STI) pada tanggal 08 Juli 1946. Kemudian Universitas Islam Indonesia (UII) pada tanggal 10 Maret 1948. Sejak tahun 1950 Pemerintah Indonesia kemudian mendirikan PTAIN seperti STAIN, IAIN, dan UIN. Hingga saat ini beberapa perguruan tinggi tersebut sudah beralih status menjadi Universitas, Misalnya di Kabupaten Ponorogo, dari STAIN Ponorogo sekarang menjadi Universitas Islam Negeri Kiai Ageng Muhammad Besari, atau disingkat UIN KAMI. Kebijakan pemerintah mendirikan PTAI di seluruh Indonesia inipun diimbangi dengan pendirian PTN di seluruh wilayah Indonesia, bahkan yayasan dan persyarikatan sebagai bagian dari masyarakat diizinkan mendirikan lembaga pendidikan dari jenjang Pra sekolah sampai pendidikan tinggi, pada jalur formal maupun non formal.

Perspektif Kekinian

Keberadaan perguruan tinggi (PT) di suatu daerah memiliki peranan krusial dalam mendorong pembangunan ekonomi lokal dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Melalui fungsi utamanya sebagai pusat pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, PT menciptakan sumber daya manusia yang unggul, merangsang inovasi, dan membentuk ekosistem ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based economy).

Penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepadatan institusi pendidikan tinggi di suatu wilayah berkorelasi signifikan dengan pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan indeks pembangunan manusia (IPM). Liang & Chen (2024) dalam studi panel di Tiongkok membuktikan bahwa pertumbuhan pendidikan tinggi meningkatkan produktivitas cerdas (intelligent productivity) melalui integrasi teknologi seperti AI dan otomatisasi.

Saat ini perkembangan teknologi Artificial Intelligence (AI) telah memperkuat peran strategis perguruan tinggi dalam pembangunan regional. AI meningkatkan efisiensi pengajaran, memperluas akses pendidikan melalui platform digital, dan membuka peluang ekonomi baru berbasis inovasi. Yusuf & Ibrahim (2024) mencatat bahwa pemanfaatan AI dalam kegiatan akademik dan riset di universitas tidak hanya meningkatkan mutu pembelajaran, tetapi juga mengurangi biaya sosial seperti layanan kesehatan dan pengangguran.

Sekarang mari kita amati dampak perguruan tinggi terhadap peningkatan ekonomi dalam skala regional. Peningkatan kesejahteraan atau taraf ekonomi masyarakat dari keberadaan perguruan tinggi secara nyata dapat dilihat dari bertumbuhnya UMKM di sekitaran kampus. Misalnya di Kabupaten Ponorogo. Keberadaan UIN kampus 1 di jalan Pramuka menyebabkan para pengusaha baru dalam berbagai sektor, misalnya pendirian rumah kos, rental motor, foto copy, warung makan dan minum, café, bengkel, dan masih banyak lagi. Hal yang sama juga terlihat darip pendirian kampus 2 UIN KAMI di Desa Pintu Kecamatan Jenangan. Sejak kampus 2 operasional dan ditempati ribuan mahasiswa, maka geliat ekonomi masyarakat desa setempat dan sekitarnya mulai bertumbuh. Tanah kosong disamping dan depan kampus sekarang sudah penuh ditempati sebagai lahan usaha penduduk. Dari segi keuangan, dapat dipastikan bahwa perputaran uang di Ponorogo ketika perguruan tinggi memiliki mahasiswa dari berbagai daerah dan tinggal di Ponorogo, maka akan semakin besar. Biaya hidup, biaya kost, biaya pendidikan yang dibelanjakan di Ponorogo sudah pasti akan berdampak pada perkembangan ekonomi lokal di Kabupaten Ponorogo.

Untuk menciptakan perguruan tinggi yang berdampak baik bagi masyarakat, terutama dari segi moralitas, perilaku, dan ekonomi, maka perlu dirancang sebuah sistem pendidikan tinggi yang tidak hanya unggul secara akademik dan teknologi, tetapi juga berakar kuat pada nilai-nilai kemanusiaan dan tanggung jawab sosial. dalam pandangan penulis, diperlukan pilar-pilar utama yang harus dibangun, yaitu:

     1. Integrasi Nilai Moral dan Etika dalam kurikulum

Kurikulum berbasis karakter (character-based curriculum): Setiap program studi harus memasukkan mata kuliah yang mengajarkan etika profesi, filsafat moral, dan kewarganegaraan aktif. Mengajarkan sikap toleransi, terbuka, dan saling menghargai dalam keberagaman. Kode etik dikampus yang disusun perlu ditaati oleh seluruh sivitas akademika, buka sekedar formalitas administrative. Pandangan tersebut sesuai dengan pendapat  Makridis & Mishra (2022) yang menekankan bahwa penguatan moralitas dalam pendidikan tinggi dapat meningkatkan kesejahteraan sosial secara signifikan.

2. Pengembangan Soft Skills dan Perilaku Sosial

Sebagai salah satu tri dharma perguruan tinggi, maka kegiatan pengabdian masyarakat: berlaku tidak hanya untuk dosen, tetapi juga mahasiswa. Mahasiswa diwajibkan aktif dalam kegiatan sosial atau pengembangan desa binaan agar terbentuk empati sosial. Untuk mendidik mahasiswa menjadi pemimpin yang jujur dan berorientasi pada kebermanfaatan sosial, maka diperlukan pembinaan kepada mahasiswa. Kampus seharusnya bebas kekerasan dan diskriminasi, tugas seluruh civitas akademika adalah mewujudkan lingkungan inklusif yang sehat secara psikososial.

3.  Katalisator Ekonomi Lokal Berbasis Inovasi

Gudang ilmu pengetahuan adalah kampus, para dosen dan mahasiswa semestinya berpartisipasi untuk dapat mengimplementasikan yang dimiliki. Lulusan perguruan tinggi seharusnya telah dibekali keterampilan baik soft skill maupun hard skill. Disamping itu harus memiiki inovasi dan kreatifitas sehingga ketika lulus nanti tidak menjadi beban negara karena tidak mendapatkan pekerjaan. Transfer teknologi dari kampus kepada masyarakat haruslah menjadi agenda utama. Pembiasaan di kalangan dosen dengan didukung institusi untuk mengadakan riset transdisipliner, kolaborasi antara teknologi, sosial, agama dan ekonomi untuk menjawab persoalan masyarakat yang semakin kompleks.

4. Kepemimpinan Transformasional di Tingkat Institusi

Faktor terpenting sebagai pilar utama adalah adanya kepemimpinan transformasional. Rektor dan pimpinan kampus kampus yang visioner dan rendah hati, menjadikan nilai-nilai kemanusiaan dan kebermanfaatan sosial sebagai dasar kebijakan kampus. Disamping itu untuk menjaga akuntabilitas public, kampus seharusnya secara rutin mempublikasikan dampak sosial, bukan hanya akademik. Komisi etik yang dibentuk kampus juga menjalankan tugasnya untuk memastikan bahwa seluruh kebijakan kampus berlandaskan prinsip moral dan konstitusi akademik.

Berdasarkan paparan di atas, dapat ditarik benang merah bahwa perguruan tinggi yang berdampak baik bukan hanya dilihat dari prestasi akademik atau publikasi ilmiah, tetapi dari transformasi nyata yang dihadirkannya dalam kehidupan masyarakat, melalui pendidikan karakter, pemberdayaan ekonomi lokal, inovasi berbasis empati, dan kepemimpinan moral. Ini menuntut kolaborasi sinergis antara civitas akademika, pemerintah, industri, dan masyarakat luas. (HARY/28/05/2025)

Rujukan:

Addas, A., et al. (2025). Integrating sensor data and GAN-based models to optimize medical university distribution: A data-driven approach for sustainable regional growth. Frontiers in Education. https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/feduc.2025.1527337/full

Bloom, D.E., Canning, D., & Chan, K. (2014). Higher Education and Economic Growth in Africa. International Journal of African Higher Education, 1(1), 22–57. https://ejournals.bc.edu/index.php/ijahe/article/view/5643

Lawal, O.S. (2024). Artificial Intelligence in Higher Education: A Critical Examination of its Impact in Teaching/Learning, Research and Community Service. ResearchGate. PDF

Liang, P., & Chen, Y. (2024). Effects and Mechanisms of Higher Education Development on Intelligent Productivity Advancement. Sustainability, 16(24), 11197. https://www.mdpi.com/2071-1050/16/24/11197

Makridis, C.A., & Mishra, S. (2022). Artificial Intelligence as a Service, Economic Growth, and Well-being. Journal of Service Research. https://journals.sagepub.com/doi/abs/10.1177/10946705221120218

Mhlanga, D. (2021). Artificial Intelligence in Industry 4.0 and its Impact on the SDGs: Lessons from Emerging Economies. Sustainability, 13(11), 5788. https://www.mdpi.com/2071-1050/13/11/5788

Thanh, C.N., et al. (2024). AI Innovation and Economic Growth: A Global Evidence. WSB Journal of Business and Finance. https://sciendo.com/pdf/10.2478/wsbjbf-2024-0017

Yusuf, J.A., & Ibrahim, M.A. (2024). The Economic Impact of Artificial Intelligence in Enhancing Teaching, Learning, Research, and Community Service in Higher Education. ResearchGate. PDF

------------
Penulis
* Penulis adalah dosen FTIK di UIN Kiai Ageng Muhammad Besari Ponorogo


0 comments:

Posting Komentar