Oleh: Shakayala
Adzkiya El Queena H.
inspirasipendidikan.com_
Salam Inspirasi untuk sahabat inspirasi pendidikan, pada kesempatan kali ini
kami akan membagikan sebuah cerita yang pastinya akan memberikan motivasi bagi
pembaca inspirasi pendidikan. begini ceritanya:
Hari minggu identik
dengan hari keluarga, ya.. paling tidak begitulah bagi sebagian warga yang
tinggal di kompleks perumahan saya. Tinggal di kompleks perumahan yang warganya
jarang bertatap muka, ini karena aktivitas rutin merekamulai pagi jam 07.00 sudah berangkat kerja dan
pulang rata-rata jam 17.00. capek sepulang kerja, langsung istirahat di rumah,
bercengkerama dengan anggota keluarga masing-masing. Jika bisa sekedar ngobrol
itupun karena kebetulan bertemu di depan rumah. Disadari atau tidak bahwa kami
sudah terjebak dalam individualism. Tapi.. ada untungnya juga sih.. jadi jarang
bergosip ria bagi emak-emak yang tinggal di kompleks perumahan kami. Hari
minggu pun biasanya mereka family time, menghabiskan waktu bersama
keluarga, ada yang sekedar jogging bareng, kuliner atau pergi ke tempat wisata.
Berbeda dengan
keluarga yang lain, hari minggu itu saya dan keluarga tidak pergi kemana-mana.
Bunda mengerjakan tugas dinasnya di dapur menyiapkan makanan dan minuman hangat
untuk sarapan pagi, aku dan adik berberes rumah, dan mempersiapkan segala
sesuatunya untuk sekolah hari senin, sedangkan ayah tengah sibuk membersihkan
mobilnya, dan seperti biasa service-service ringan akan dilakukannya sendiri.
“Ayah kok serius banget
sih,, dari tadi aku perhatikan sampai masuk di kolong mobil, ada yang rusak
yah?” tanyaku mengagetkan Ayah yang tengah fokus dengan memeriksa mesin mobil.
Di keningnya terpasang senter kepala, layaknya montir professional.
“ ini lho.. ada
suara bergetar kalau mesin dinyalakan, Ayah khawatir ada sesuatu yang salah. Kan
bisa bahaya apalagi kalau kita pakai perjalanan jauh ke luar kota.” Jawab ayah
santai.
“Hmm.. mau
dibuatin minuman hangat nggak Yah?” Lanjutku menawarkan bantuan
“Ok, ide bagus
itu, Ayah dibuatin Teh hangat saja ya..” jawabnya sampil mengacungkan jempol.
Segera aku
bergegas ke dapur untuk membuatkan secangkir teh hangat dan roti bakar, untuk
ganjal perut ayah yang aku yakin pasti lapar karena dari pagi belum sarapan.
“Alhamdulillah…
putri Ayah memang sholihah, dan pandai.” Jawab Ayah sesaat setelah melihat aku
membawa nampan berisi air minum hangat.
Aku pun tersipu
malu, tapi aku suka pujian Ayah. Biasanya sih.. kalau begini bakalan dapat
bonus hadiah. He..he.. he..
“Sudah
ketemu problemnya Yah?” tanyaku menyelidik sambil lihat-lihat mesin mobil Avanza kami yang sudah dimakan usia.
“Sudah, lha ini..
lihatlah.. hanya ada 2 sekrup kecil tapi sudah merepotkan carinya.” Jawab Ayah
sambil menunjukkan 2 sekrup kecil yang sudah berwarna coklat berkarat.
“Kenapa gak
dibuang saja Yah?” tanyaku polos
“sudah Ayah ganti
yang baru tadi. Jadi sudah beres, insyaAllah aman.” Jawab Ayah seraya meminum teh
hangat buatanku.
“Oiya kak.. tahu
nggak bahwa gara-gara sekrup kecil saja bisa membuat banyak orang celaka. Mesin
mobil rusak dan merembet kemana-mana, jika tidak ketahuan atau diabaikan saja,
maka bisa membahayakan penumpang mobil.” Lanjut Ayah membuka pembicaraan.
“Memang sampai
begitunya Yah?” tanyaku keheranan.
“ya pasti donk, dan
tidak itu tidak hanya kendaraan roda empat, roda dua, bahkan kapal laut dan
pesawat pun harus teliti dan detail. Jika tidak maka bisa mengakibatkan
kecelakaan dan menewaskan orang banyak.” Lanjut Ayah.
Aku hanya mengangguk
angguk saja, mencoba memahami arah pembicaraan Ayah. Karena biasanya pasti ada
sesuatu yang akan disampaikan Ayah, sehingga ada hikmah dan manfaat dari setiap
penjelasannya.
“Bagaimana kalau
di kehidupan bermasyarakat, apakah sekrup itu bisa dianalogikan sesuatu?”
tanyaku lebih serius.
Ayah tersenyum,
dan melanjutkan penjelasannya. “ Tentu saja ada, dalam setiap organisasi,
sekolah, madrasah, perguruan tinggi, organisasi pemerintahan desa sampai pusat. Semua
adalah sistem dengan sub sistem yang kompleks. Salah satu sub sistem yang
sangat berperan penting adalah pegawai atau karyawannya.”
“Kok bisa yah?”
tanyaku nyantai meminta penjelasan lebih lanjut.
“Ya, Karyawan itu
ibarat sekrup-sekrup atau mur yang ada di mesin mobil. Masing-masing memiliki
fungsi yang berarti. Bila salah satu diabaikan, tidak ada perawatan, kita
anggap sepele meskipun sudah kendor, tidak dikencangkan lagi, maka akan
membahayakan mobil itu, tentunya membahayakan penggunanya juga. Jika ada
pegawai atau karyawan dianggap tidak penting, disia-siakan, diabaikan
kompetensi yang dimiliki, maka tinggal menunggu waktu saja organisasi itu akan
bubar.” Jelas Ayah bersemangat.
“ Yang salah
siapa, kalau begitu Yah?” tanyaku menyelidik.
“Yang salah tentu
pimpinannya, yang tidak memiliki kemampuan untuk menjadi seorang pemimpin yang
baik, mengayomi dan memberdayakan asset-aset yang dimiliki. Disinilah
pentingnya manajemen Sumber Daya Manusia dikuasai dan diimplementasikan dengan
bijaksana. Manusia bukanlah sekrup atau mesin, tetapi tentu lebih rumit lagi
karena manusia memiliki perasaan, akal, dan hal-hal lainnya yang lebih
kompleks. Karena itu kelak jika kamu diberi amanah menjadi pemimpin di level
manapun, harus benar-benar perhatikan sisi kemanusiaan dari karyawan atau
pegawaimu. Perhatikan kesejahteraan mereka, sehingga mereka akan secara suka
rela menginvestasikan waktu dan kemampuannya sepenuhnya untuk
instansi, institusi atau organiasi yang kamu pimpin.” Jawab Ayah panjang lebar.
“Siap..
Yah, terima kasih. Ini hari minggu kok masih dapat kuliah gratis ya..he..he..”
Gurauku menutup pembicaraan kami.
_____
*
Penulis
adalah siswi kelas VIII MTsN 2 Ponorogo