f ' KUPU-KUPU YANG MENGINSPIRASI ~ Inspirasi Pendidikan

Sabtu, 04 Oktober 2025

KUPU-KUPU YANG MENGINSPIRASI

Oleh: Shakayla Adzkiya El Queena Harfianto*


“Yah…ada yang bisa Aku bantu?” sapaku lembut kepada Ayah yang lagi sibuk membersihkan taman kecil di depan rumah.

“Alhamdulillah… sini donk, ambilin sapu dan bersihin rumput dan daun-daun kering ini.” Jawab Ayah sambil menunjuk ke arah daun-daun yang berserakan di dekatnya.

Aku pun sigap membersihkan dan membuangnya di tempat sampah yang agak jauh di belakang rumah. Biasanya setelah kering akan dibakar. Begitulah ritme hari libur yang kami lakukan. Bunda sibuk masak di dapur, Adik membantu membersihkan area dapur.

Pagi ini cuaca cerah sekali, langit bernuansa biru berselimut awan tipis putih keperakan. Burung-burung berkicau riang hinggap di dedaunan pohon. Halaman belakang rumah kami memang banyak pohon yang menjadi sarang beberapa burung dan berkembang biak di situ. Sementara halaman depan dihiasi aneka bunga yang indah, semakin asri dan sedap dipandang mata saat bunga bermekaran, banyak kupu-kupu datang sekedar untuk menghirup madu bunga.

“ Ayah.. Kakak… istirahat dulu, ini adik buatin teh hangat dan pisang goreng juga” Teriak adik dari dapur sambil membawa nampan yang diletakkan di bale-bale depan rumah.

“ya, dik…terima kasih, taruh situ saja dulu.” Sahutku

“ Yah, Istirahat dulu yuuk.. mumpung masih hangat teh sama pisang gorengnya.” Kataku kepada Ayah seraya menyandarkan sapu ke dinding,

Tanpa banyak bicara kami pun segera cuci tangan dan duduk di bale-bale depan rumah sambil menatap taman kecil yang dipenuhi bunga dan dihiasi kupu-kupu yang berterbangan.

“Yah… kalau ada kupu-kupunya jadi cantik ya.. rumah kita.” Celetukku setelah menyeruput the hangat buatan Adik.

“Alhamdulillah, artinya kita telah memberikan ruang bagi makhluk Alloh yang indah itu.” Jawab Ayah

“Kakak tahu tidak bahwa dari kupu-kupu ini kita belajar banyak tentang ketangguhan dalam hidup dan kesabaran.” Lanjut Ayah yang sontak membuat Aku penasaran.

“oiya… apa karena keindahan sayap yang warna-warni itu Yah?” Tanyaku penasaran, sambil bergeser mendekat ke tempat duduk Ayah.

Aku tahu biasanya Ayah akan memberikan cerita-cerita yang selalu menginspirasiku.

“Coba kakak ingat-ingat ya…bagaimana proses kupu-kupu terbentuk. Dia berubah dari makhluk yang ditakuti, berbulu dan bagi sebagaian orang itu merupakan hama bagi tanaman. Saat itu dia menjadi Ulat. Ulat begitu dibenci karena bulu-bulunya ada yang bikin gatal, makan daun-daunan, bisa merusak tanaman.” Jelas Ayah.

“Metamorfosis!” sahutku percaya diri.

“benar sekali metamortosis sempurna. Dalam perjalanan hidupnya dimulai dari telur, menjadi larva (ulat), kemudian berubah menjadi pupa (kepompong), dan berubah menjadi kupu-kupu.”

Ayah berhenti sebentar untuk minum, dan melanjutkan kembali.

“Untuk menjadi kupu-kupu dia harus bertapa dulu, dia berubah menjadi pupa atau kepompong.  setelah berbulan-bulan baru dia berubah wujud menjadi kupu yang indah dengan sayap warna-warni.”

“Nilai Ketangguhan dan kesabarannya dimana Yah?” tanyaku penasaran.

“Saat menjadi ulat, Ia dibenci karena merugikan makhluk lain. Tapi fase berikutnya dia merenungi diri, bertapa tidak makan sama sekali selama berbulan-bulan, membungkus dirinya. Dan itu tentu membutuhkan perjuangan yang luar biasa, setelah itu Alloh mengaruniakan dia menjadi kupu yang Indah.” Jelas Ayah bersemangat.

“Manusia juga harusnya begitu, sebanyak apapun dosanya, jika dia mau bersabar, bertaubat dan pasrah kepada Alloh, maka Alloh akan mengaruniai keindahan dalam hidupnya. Saat menjadi kepompong, dia tidak bisa bergerak ke mana-mana, mungkin gelap dunianya. Tetapi setelah ujian panjang itu bisa dilalui dengan penuh kesabaran, Alloh memberikan hadiah sepasang sayap yang indah agar bisa terbang menghirup manisnya nectar bunga. Kehadirannya selain menghadirkan keindahan juga bermanfaat bagi bunga untuk penyerbukan. Maka diapun bermanfaat bagi kita semua.” Cerita Ayah seraya melahap pisang goreng yang masih hangat di depannya.

Aku hanya bisa manggut-manggut sambil merenungi perkataan Ayah. “Masya Alloh, sungguh tidak ada yang sia-sia ciptaan Alloh.” Bisikku dalam hati.

“kakak pernah dengar ungakapan begini ‘Jangan kau buang waktu mengejar kupu-kupu. Rawatlah kebunmu, maka kupu-kupu akan datang’?” Tanya Ayah.

“Apa maksudnya itu Yah?” tanyaku penasaran.

“itu adalah ungkapan dari seorang penyair asal Brazil, Mario Quintana. Maksudnya dalam hidup itu, kita tidak perlu mengejar-ngejar pengakuan orang lain, agar dianggap pandai, menjilat agar bisa menjabat, menunjukkan seolah-olah mampu padahal tak mampu, karena sesungguhnya itu sia-sia saja. Mungkin ada yang berhasil tetapi itu hanya sementara. Yang harus dilakukan adalah perbaiki kompetensi diri, bekali diri dengan pengetahuan, sikap yang baik, keterampilan yang bermanfaat. Maka suatu saat nanti orang yang akan menilai dan mengetahui  dari prestasimu. Dan keberkahan (kupu-kupu) akan datang menghampirimu.” Jelas Ayah panjang lebar.

Sesaat aku terdiam, sambil mengunyah pisang goreng. Tatapan mataku menuju kupu-kupu yang berterbangan di pucuk-pucuk mawar putih, tapi pikiranku merenungkan kata-kata Ayah yang dalam sekali maknanya.

Pagi ini aku belajar kehidupan dari ulat, kupu-kupu, dan aneka bunga. Sekali lagi Ayahku mengajarkan bahwa dimanapun tempatnya bisa menjadi sekolah, dan siapapun bisa menjadi guru, bahkan hewan dan tumbuhan.

Sungguh Alloh Maha Besar, tidak ada satupun ciptaanNya yang sia-sia, bagi mereka yang mau berpikir.

 *Penulis adalah Siswi Kelas IX ICP MTs N 2 Ponorogo

0 comments:

Posting Komentar