Hari Pendidikan Nasional diperingati setiap tanggal 02 Mei. Bagi anak-anak yang bersekolah di jenjang pendidikan dasar dan menengah diperingati dengan Upacara Hari Pendidikan Nasional di sekolah masing-masing dengan mengenakan pakaian tradisional seperti kebayak, batik/ lurik dan lain-lain sebagaimana kebijakan yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan setempat. Tentu saja ini sebagai meomentum untuk mengingatkan betapa pentingnya pendidikan bagi masa depan mereka dan masa depan suatu bangsa. Pendidikan yang bermutu hanya akan dicapai melalui partisipasi semua masyarakat Indonesia, sebagaimana tema Hardiknas tahun 2025 yaitu: Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua.
Pendidikan di Indonesia mengalami perjalanan panjang, bermetamorfosis melalui pendidikan tradisional di masa kerajaan, masa kolonial, masa pergerakan kemerdekaan, hingga masa setelah kemerdekaan Indonesia. Berpuluh kurikulum telah berganti, berpuluh menteri pendidikan telah berinovasi sampai saat ini. Sayangnya ibarat jalan, seolah pendidikan di Indonesia ini merangkak, belum mampu berdiri, berjalan bahkan berlari. Hal ini akan terasa jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga, sebut saja Philipina, Malaysia bahkan Singapore yang kuallitas pendidikan lebih baik dibandingkan dengan Indonesia. Berdasarkan skor PISA tahun 2022 diketahui bahwa Indonesia berada di peringkat ke 69 dari 80 negara yang terdaftar dalam penilaian PISA 2022 oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). Tidak jauh berbeda dengan peringkat internasional, jika dibandingkan dengan negara ASEAN, Indonesia tetap berada di peringkat menengah ke bawah. Singapura jauh di atas negara lain memimpin dengan skor total tertinggi (1.679). Vietnam berada di posisi kedua (1.403), diikuti oleh negara tetangga Brunei (1.317) dan Malaysia (1.213). Indonesia sendiri berada di peringkat keenam dengan skor total 1.108, di bawah Thailand (1.182). Sementara dua negara di bawah Indonesia adalah Filipina (1.058) serta Kamboja (1.012). Hasil ini menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia masih membutuhkan peningkatan di berbagai bidang.
Kendati demikian, patut juga disyukuri bahwa sudah mulai ada perbaikan rapor pendidikan Indonesia. Dilansir oleh tempo.co.id, Mendikdasmen menyatakan Hasil Rapor Pendidikan 2025 menunjukkan peningkatan proporsi murid yang mencapai kompetensi minimum literasi dari 59,49 persen pada 2022 menjadi 70,03 persen pada 2024. Kompetensi numerasi juga meningkat dari 45,24 persen pada 2022 menjadi 67,94 persen pada 2024.
Menyikapi kondisi pendidikan Indonesia saat
ini, sebagai seorang pengajar di sebuah perguruan tinggi, saya memberikan
pertanyaan kepada beberapa mahasiswa di jurusan Manajemen Pendidikan Islam
untuk memberikan kesan dan pengalaman dan pandangan mereka tentang potret
pendidikan ideal yang mereka impikan di Indonesia. Beragam pendapat mereka
berikan, dan semuanya mencerminkan pemikiran murni dari para generasi penerus
bangsa. Berikut beberapa pemikiran mereka yang seyogyanya tidak dipandang
sebagai kritik yang berlebihan tetapi lebih pada semangat ingin memperbaiki dan
manifestasi kecintaan terhadap pendidikan
di Indonesia pada masa yang akan datang.
“Sebagai
murid, saya mengalami perubahan kebijakan pemerintah, termasuk kurikulum, mulai
banyaknya mata pelajaran dalam ujian sekolah, belajar secara daring pada waktu
SMP, dan syukurlah pada waktu Aliyah saya mendapatkan pendidikan yang lebih
baik mutunya. AI digunakan dan dapat membantu, apalagi tugas kuliah yang
semakin banyak. Sebagai mahasiswa, saya berharap pendidikan terus dapat
bertransformasi seiring perubahan zaman.” (S,, MPI ’23).
“Sarana
prasarana pendidikan perlu ditingkatkan dan ketimpangan pendidikan di setiap
daerah harus diatasi. Pendidikan mencerdaskan secara intelektual tapi juga
harus mengasah moral agar menjadi lebih baik.” (NN, MPI’23).
“saya
harap guru lebih bijak dalam mengontrol muridnya terutama terkait kedisiplinan,
karena itu diperlukan kerjasama dengan orang tua.” (MF, Diky, SL, MPI’23)
“meskipun
pendidikan di masa mendatang tidak akan terpisahkan dengan teknologi, namun
nilai agama dan budaya harus tetap ditanamkan kepada peserta didik.”
(SL,MPI’23)
“Pendidikan
di masa depan hendaknya dapat menciptakan manusia yang adaptif dan siap
menghadapi tantangan global. Karenanya kurikulumnya harus mampu membuat siswa
berpikir kritis, mampu bekerja sama, mampu berkomunikasi dan berkolaborasi”
(Vitia, Nurul, MPI’23)
“Pendidikan
di masa depan akan semakin modern dan fleksibel. Pendidikan harapannya lebih
fleksibel, inklusif, merata dan tidak hanya fokus pada nilai, tetapi juga
karakter, kreativitas serta keterampilan hidup.” (Nisa, MPI’23)
“Pendidikan
yang ideal adalah yang sesuai kebutuhan murid. Pendidikan ideal itu tidak hanya
membuat orang pintar tetapi menjadikan orang yang selalu siap berubah menjadi
lebih baik.” (Salwa IA, MPI’23)
“Masa
depan pendidikan di Indonesia sebagian masih gelap, karena outputnya masih
banyak yang belum bisa menguasai pelajaran, anak yang bandel tidak diberikan
sanksi karena gurunya takut, beberapa anak cenderung menyepelekan gurunya.”
(rifqi, MPI’23)
“di
tengah perkembangan zaman, seharusnya pendidikan itu tidak menghilangkan budaya
dan nilai-nilai luhur bangsa sebagai ciri khasnya. Pendidikan di masa depan
hendaknya mencetak siswa yang berkompeten, tetapi selalu ingat kepada Tuhannya.”
(NN, MPI’23)
“Siswa
dituntut untuk lebih mandiri dan guru menjadi pembimbing, meskipun teknologi
berkembang semakin pesat, tetapi tujuan pendidikan haruslah tetap membentuk
siswa yang cerdas, berkarakter dan siap menghadapi tantangan zaman.” (Afiqah,
MPI’23). Pendidikan yang relevan dengan tantangan dunia nyata harus terus
berkembang. (Salma DS, MPI’23)
‘Yang
tak boleh hilang dari pendidikan adalah nilai-nilai kemanusiaan, empati dan
cinta terhadap pengetahuan. Karena pendidikan sejatinya adalah menjadikan
manusia seutuhnya.” (Felia, MPI’23)
“Pendidikan
saat ini didukung dengan kemajuan teknologi. Internet dan aplikasi lainnya
menjadikan lebih mudah, sayangnya tidak merata masih banyak kesenjangan di
sebagian besar wilayah Indonesia.” (Elly, MPI’23)
“Harapan
saya agar pendidikan di masa depan adalah menghasilkan generasi muda yang dapat
memajukan Indonesia, tanpa korupsi, maju di berbagai aspek. Dan Pemerintah
mendukung prestasi dari setiap kompetensi yang dimiliki anak Indonesia.” (NN,
MPI’23)
Pendidikan
yang lebih baik adalah harapan bagi semua anak bangsa. Berbekal pendidikan yang
lebih bermutu itulah kita bisa memajukan segala aspek pembangunan dengan tetap
memegang teguh nilai-nilai, budaya dan agama yang diyakini, serta menjadikan
bangsa Indonesia tetap bermartabat di dunia internasional.
*Penulis adalah dosen FTIK di IAIN Ponorogo
0 comments:
Posting Komentar