f ' Mei 2025 ~ Inspirasi Pendidikan

Inspirasi Pendidikan untuk Indonesia

Pendidikan bukan cuma pergi ke sekolah dan mendapatkan gelar. Tapi, juga soal memperluas pengetahuan dan menyerap ilmu kehidupan.

Bersama Bergerak dan Menggerakkan pendidikan

Kurang cerdas bisa diperbaiki dengan belajar. Kurang cakap dapat dihilangkan dengan pengalaman. Namun tidak jujur itu sulit diperbaiki (Bung Hatta)

Berbagi informasi dan Inspirasi

Tinggikan dirimu, tapi tetapkan rendahkan hatimu. Karena rendah diri hanya dimiliki orang yang tidak percaya diri.

Mari berbagi informasi dan Inspirasi

Hanya orang yang tepat yang bisa menilai seberapa tepat kamu berada di suatu tempat.

Mari Berbagi informasi dan menginspirasi untuk negeri

Puncak tertinggi dari segala usaha yang dilakukan adalah kepasrahan.

Rabu, 07 Mei 2025

NASKAH PIDATO DALAM RANGKA HARI KEBANGKITAN NASIONAL: PERAN PEMUDA UNTUK KEBANGKITAN BANGSA

inspirasipendidikan.com_ Tanggal 20 Mei diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Berbagai acara seringkali digelar untuk memperingatinya, salah satunya Lomba Pidato yang bertemakan Kebangkitan Nasional. Bagi para pelajar yang memiliki bakat di bidang public speaking dan ingin mengikuti lomba pidato dengan tema yang relevan. Inspirasi pendidikan berikan contoh naskah Lomba Pidato dengan Tema Kebangkitan Nasional. Lebih spesifik lagi judulnya adalah "Peran Pemuda untuk Kebangkitan Indonesia

"Naskah Pidato ini ditulis dengan estimasi waktu penyampaian pidato kurang lebih 7 menit. Perhatikan artikulasi, intonasi, tempo dan ekspresi pada saat menyampaikan pidato. Begitu juga rasa percaya diri harus tetap dibangun, sehingga tidak terlihat grogi pada saat berbicara.
Silahkan mencoba dan berlatih terus menerus sampai bisa menjadi seorang orator yang handal.

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

الْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ

Yang saya hormati Dewan juri, dan

Hadirin Rahimakumullah.

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT. yang telah memberikan nikmat, rahmat, taufik dan hidayahNya, Sehingga sampai detik ini, kita masih bisa berpegang teguh dengan ajaran Islam. InsyaAllah sampai akhir hayat pun kita tetap berada dan berjuang di jalan Allah. Mari kita syukuri semua itu dengan mengucap “Alhamdulillahi Rabbil ‘alamiin”

Allohumma Sholli “ala Sayyidinaa Muhammad. Sholawat beserta salam marilah kita haturkan kepada junjungan kita, Baginda Nabi Muhammad SAW. Yang kita harapkan, yang kita nantikan syafaatnya di yaumul qiyamah.

Hadirin Rahimakumullah,

Dewan Juri yang terhormat,

Dalam kesempatan yang berbahagia ini, saya akan menyampaikan pidato dengan judul “Peran Pemuda untuk Kebangkitan Indonesia”

Izinkan saya mengingatkan lagu ini:

Bangun pemudi pemuda Indonesia
Tangan bajumu singsingkan untuk negara
Masa yang akan datang kewajibanmu lah
Menjadi tanggunganmu terhadap nusa
Menjadi tanggunganmu terhadap nusa

Hadirin yang berbahagia, mengapa saya mengawali pidato kali ini dengan lagu tadi?. Karena tanggal 20 Mei bertepatan dengan hari Kebangkitan Nasional. Lagu yang dikarang oleh Alfred Simanjuntak ini, sering kita dengar, sering kita nyanyikan. Tetapi pernahkah kita menghayati liriknya? Bahwa kemajuan bangsa ini berada di tangan para pemuda. Menjadi tanggung jawab para pemuda dan pemudi.

Saudara-saudara sekalian, kita ketahui bersama perjuangan para pahlawan yang demikian luhurnya untuk bangsa Indonesia. Maka saatnya bagi kita sebagai pemuda Indoneisa  untuk bangkit dan mengisi kemerdekaan ini. dengan apa? Dengan potensi, dengan bakat, dengan prestasi yang kita miliki, dengan ketrampilan di bidang apapun untuk kemajuan Indonesia.

Hadirin Rahimakumullah,. Sebagai Pemuda Islam kadang kita berfikir pesimis. Mampukah kita melakukan itu? Jawabnya adalah pasti mampu, karena kita adalah umat terbaik.

Sebagai generasi muda Islam, kita harus menyuruh kepada kebaikan, dan mencegah kemungkaran. Tidak boleh pemuda Islam melakukan tindakan yang merongrong bagsa ini, tidak boleh para pemuda justru menjadi koruptor dan menyengsarakan bangsanya sendiri.

Hadirin yang berbahagia, lantas apa yang seharusnya dilakukan pemuda selanjutnya?

Pemuda harus terlibat dalam memajukan pendidikan. Aset terbesar dari suatu negara bukanlah sumber daya alamnya semata. Lebih dari itu, kualitas sumber daya manusia (SDM) pun menjadi faktor penting yang dapat menunjukkan kekuatan suatu bangsa. Sebagai pemuda, sebagai pelajar, sudah seharusnya kita tunjukkan prestasi kita, kita tunjukkan kualitas kita dalam pendidikan.

Dalam Islam sendiri kualitas pendidikan menjadi satu hal yang sangat diprioritaskan karena melalui pendidikanlah seseorang dapat memperoleh ilmu dengan baik. Allah SWT berfirman, dalam surat Al Mujadilah ayat 11, yang artinya "... niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat ..."

Dewan juri dan hadirin yang berbahagia.

Saya ingin mengingatkan pesan Bung Karno, Presiden pertama Indonesia melalui sebuah ungkapan, “Beri aku 1000 orang tua, maka akan aku cabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.”  Ungkapan Bung Karno ini memiliki pesan mendalam betapa pentingnya peran pemuda bagi kemajuan bangsa. Sekarang ini, ada banyak hoax yang justru akan bisa memecah belah bangsa kita sendiri, maka generasi muda Islam harus cerdas dan bijak menyikapi hal ini. Pemuda pemudi Islam harus mampu memberikan sumbangsih dalam menjaga keutuhan NKRI. Ingatlah “ hubbul wathon minal iman” bahwa cinta tanah air adalah sebagian dari iman.

Dewan juri dan Hadirin rahimakumullah, Demikianlah yang bisa saya sampaikan. Mudah-mudahan ada manfaatnya bagi kita semua. Saya tutup pidato ini dengan pantun.

Pergi ke Sumatera naik kapal
Kapal pun mulai berlabuh
Selamat Hari Kebangkitan Nasional
Bangkit! Kita Bangsa yang Tangguh!

Wallahul muwaffiq ila aqwamit-tharieq

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Selasa, 06 Mei 2025

HANYA SEKRUP KECIL YANG TAK BERARTI

Oleh: Shakayala Adzkiya El Queena H.

inspirasipendidikan.com_ Salam Inspirasi untuk sahabat inspirasi pendidikan, pada kesempatan kali ini kami akan membagikan sebuah cerita yang pastinya akan memberikan motivasi bagi pembaca inspirasi pendidikan. begini ceritanya:

Hari minggu identik dengan hari keluarga, ya.. paling tidak begitulah bagi sebagian warga yang tinggal di kompleks perumahan saya. Tinggal di kompleks perumahan yang warganya jarang bertatap muka, ini karena aktivitas rutin merekamulai  pagi jam 07.00 sudah berangkat kerja dan pulang rata-rata jam 17.00. capek sepulang kerja, langsung istirahat di rumah, bercengkerama dengan anggota keluarga masing-masing. Jika bisa sekedar ngobrol itupun karena kebetulan bertemu di depan rumah. Disadari atau tidak bahwa kami sudah terjebak dalam individualism. Tapi.. ada untungnya juga sih.. jadi jarang bergosip ria bagi emak-emak yang tinggal di kompleks perumahan kami. Hari minggu pun biasanya mereka family time, menghabiskan waktu bersama keluarga, ada yang sekedar jogging bareng, kuliner atau pergi ke tempat wisata.

Berbeda dengan keluarga yang lain, hari minggu itu saya dan keluarga tidak pergi kemana-mana. Bunda mengerjakan tugas dinasnya di dapur menyiapkan makanan dan minuman hangat untuk sarapan pagi, aku dan adik berberes rumah, dan mempersiapkan segala sesuatunya untuk sekolah hari senin, sedangkan ayah tengah sibuk membersihkan mobilnya, dan seperti biasa service-service ringan akan dilakukannya sendiri.

“Ayah kok serius banget sih,, dari tadi aku perhatikan sampai masuk di kolong mobil, ada yang rusak yah?” tanyaku mengagetkan Ayah yang tengah fokus dengan memeriksa mesin mobil. Di keningnya terpasang senter kepala, layaknya montir professional.

“ ini lho.. ada suara bergetar kalau mesin dinyalakan, Ayah khawatir ada sesuatu yang salah. Kan bisa bahaya apalagi kalau kita pakai perjalanan jauh ke luar kota.” Jawab ayah santai.

“Hmm.. mau dibuatin minuman hangat nggak Yah?” Lanjutku menawarkan bantuan

“Ok, ide bagus itu, Ayah dibuatin Teh hangat saja ya..” jawabnya sampil mengacungkan jempol.

Segera aku bergegas ke dapur untuk membuatkan secangkir teh hangat dan roti bakar, untuk ganjal perut ayah yang aku yakin pasti lapar karena dari pagi belum sarapan.

“Alhamdulillah… putri Ayah memang sholihah, dan pandai.” Jawab Ayah sesaat setelah melihat aku membawa nampan berisi air minum hangat.

Aku pun tersipu malu, tapi aku suka pujian Ayah. Biasanya sih.. kalau begini bakalan dapat bonus hadiah. He..he.. he..

“Sudah ketemu problemnya Yah?” tanyaku menyelidik sambil lihat-lihat mesin mobil  Avanza kami yang sudah dimakan usia.

“Sudah, lha ini.. lihatlah.. hanya ada 2 sekrup kecil tapi sudah merepotkan carinya.” Jawab Ayah sambil menunjukkan 2 sekrup kecil yang sudah berwarna coklat berkarat.

“Kenapa gak dibuang saja Yah?” tanyaku polos

“sudah Ayah ganti yang baru tadi. Jadi sudah beres, insyaAllah aman.” Jawab Ayah seraya meminum teh hangat buatanku.

“Oiya kak.. tahu nggak bahwa gara-gara sekrup kecil saja bisa membuat banyak orang celaka. Mesin mobil rusak dan merembet kemana-mana, jika tidak ketahuan atau diabaikan saja, maka bisa membahayakan penumpang mobil.” Lanjut Ayah membuka pembicaraan.

“Memang sampai begitunya Yah?” tanyaku keheranan.

“ya pasti donk, dan tidak itu tidak hanya kendaraan roda empat, roda dua, bahkan kapal laut dan pesawat pun harus teliti dan detail. Jika tidak maka bisa mengakibatkan kecelakaan dan menewaskan orang banyak.” Lanjut Ayah.

Aku hanya mengangguk angguk saja, mencoba memahami arah pembicaraan Ayah. Karena biasanya pasti ada sesuatu yang akan disampaikan Ayah, sehingga ada hikmah dan manfaat dari setiap penjelasannya.

“Bagaimana kalau di kehidupan bermasyarakat, apakah sekrup itu bisa dianalogikan sesuatu?” tanyaku lebih serius.

Ayah tersenyum, dan melanjutkan penjelasannya. “ Tentu saja ada, dalam setiap organisasi, sekolah, madrasah, perguruan tinggi,  organisasi pemerintahan desa sampai pusat. Semua adalah sistem dengan sub sistem yang kompleks. Salah satu sub sistem yang sangat berperan penting adalah pegawai atau karyawannya.”

“Kok bisa yah?” tanyaku nyantai meminta penjelasan lebih lanjut.

“Ya, Karyawan itu ibarat sekrup-sekrup atau mur yang ada di mesin mobil. Masing-masing memiliki fungsi yang berarti. Bila salah satu diabaikan, tidak ada perawatan, kita anggap sepele meskipun sudah kendor, tidak dikencangkan lagi, maka akan membahayakan mobil itu, tentunya membahayakan penggunanya juga. Jika ada pegawai atau karyawan dianggap tidak penting, disia-siakan, diabaikan kompetensi yang dimiliki, maka tinggal menunggu waktu saja organisasi itu akan bubar.” Jelas Ayah bersemangat.

“ Yang salah siapa, kalau begitu Yah?” tanyaku menyelidik.

“Yang salah tentu pimpinannya, yang tidak memiliki kemampuan untuk menjadi seorang pemimpin yang baik, mengayomi dan memberdayakan asset-aset yang dimiliki. Disinilah pentingnya manajemen Sumber Daya Manusia dikuasai dan diimplementasikan dengan bijaksana. Manusia bukanlah sekrup atau mesin, tetapi tentu lebih rumit lagi karena manusia memiliki perasaan, akal, dan hal-hal lainnya yang lebih kompleks. Karena itu kelak jika kamu diberi amanah menjadi pemimpin di level manapun, harus benar-benar perhatikan sisi kemanusiaan dari karyawan atau pegawaimu. Perhatikan kesejahteraan mereka, sehingga mereka akan secara suka rela menginvestasikan waktu dan kemampuannya sepenuhnya untuk instansi, institusi atau organiasi yang kamu pimpin.” Jawab Ayah panjang lebar.

“Siap.. Yah, terima kasih. Ini hari minggu kok masih dapat kuliah gratis ya..he..he..” Gurauku menutup pembicaraan kami.

_____    

* Penulis adalah siswi kelas VIII MTsN 2 Ponorogo

 

Jumat, 02 Mei 2025

MENEROPONG PENDIDIKAN INDONESIA

Oleh: Dr. Hariyanto, M.Pd

Hari Pendidikan Nasional diperingati setiap tanggal 02 Mei. Bagi anak-anak yang bersekolah di jenjang pendidikan dasar dan menengah diperingati dengan Upacara Hari Pendidikan Nasional di sekolah masing-masing dengan mengenakan pakaian tradisional seperti kebayak, batik/ lurik dan lain-lain sebagaimana kebijakan yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan setempat. Tentu saja ini sebagai meomentum untuk mengingatkan betapa pentingnya pendidikan bagi masa depan mereka dan masa depan suatu bangsa. Pendidikan yang bermutu hanya akan dicapai melalui partisipasi semua masyarakat Indonesia, sebagaimana tema Hardiknas tahun 2025 yaitu: Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua. 

Pendidikan di Indonesia mengalami perjalanan panjang, bermetamorfosis melalui pendidikan tradisional di masa kerajaan, masa kolonial, masa pergerakan kemerdekaan, hingga masa setelah kemerdekaan Indonesia. Berpuluh kurikulum telah berganti, berpuluh menteri pendidikan telah berinovasi sampai saat ini. Sayangnya ibarat jalan, seolah pendidikan di Indonesia ini merangkak, belum mampu berdiri, berjalan bahkan berlari. Hal ini akan terasa jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga, sebut saja Philipina, Malaysia bahkan Singapore yang kuallitas pendidikan lebih baik dibandingkan dengan Indonesia. Berdasarkan skor PISA tahun 2022 diketahui bahwa Indonesia berada di peringkat ke 69 dari 80 negara yang terdaftar dalam penilaian PISA 2022 oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). Tidak jauh berbeda dengan peringkat internasional, jika dibandingkan dengan negara ASEAN, Indonesia tetap berada di peringkat menengah ke bawah. Singapura jauh di atas negara lain memimpin dengan skor total tertinggi (1.679). Vietnam berada di posisi kedua (1.403), diikuti oleh negara tetangga Brunei (1.317) dan Malaysia (1.213). Indonesia sendiri berada di peringkat keenam dengan skor total 1.108, di bawah Thailand (1.182). Sementara dua negara di bawah Indonesia adalah Filipina (1.058) serta Kamboja (1.012). Hasil ini menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia masih membutuhkan peningkatan di berbagai bidang.

Kendati demikian, patut juga disyukuri bahwa sudah mulai ada perbaikan rapor pendidikan Indonesia. Dilansir oleh tempo.co.id, Mendikdasmen menyatakan Hasil Rapor Pendidikan 2025 menunjukkan peningkatan proporsi murid yang mencapai kompetensi minimum literasi dari 59,49 persen pada 2022 menjadi 70,03 persen pada 2024. Kompetensi numerasi juga meningkat dari 45,24 persen pada 2022 menjadi 67,94 persen pada 2024.

Menyikapi kondisi pendidikan Indonesia saat ini, sebagai seorang pengajar di sebuah perguruan tinggi, saya memberikan pertanyaan kepada beberapa mahasiswa di jurusan Manajemen Pendidikan Islam untuk memberikan kesan dan pengalaman dan pandangan mereka tentang potret pendidikan ideal yang mereka impikan di Indonesia. Beragam pendapat mereka berikan, dan semuanya mencerminkan pemikiran murni dari para generasi penerus bangsa. Berikut beberapa pemikiran mereka yang seyogyanya tidak dipandang sebagai kritik yang berlebihan tetapi lebih pada semangat ingin memperbaiki dan manifestasi  kecintaan terhadap pendidikan di Indonesia pada masa yang akan datang.

“Sebagai murid, saya mengalami perubahan kebijakan pemerintah, termasuk kurikulum, mulai banyaknya mata pelajaran dalam ujian sekolah, belajar secara daring pada waktu SMP, dan syukurlah pada waktu Aliyah saya mendapatkan pendidikan yang lebih baik mutunya. AI digunakan dan dapat membantu, apalagi tugas kuliah yang semakin banyak. Sebagai mahasiswa, saya berharap pendidikan terus dapat bertransformasi seiring perubahan zaman.” (S,, MPI ’23).

“Sarana prasarana pendidikan perlu ditingkatkan dan ketimpangan pendidikan di setiap daerah harus diatasi. Pendidikan mencerdaskan secara intelektual tapi juga harus mengasah moral agar menjadi lebih baik.” (NN, MPI’23).

“saya harap guru lebih bijak dalam mengontrol muridnya terutama terkait kedisiplinan, karena itu diperlukan kerjasama dengan orang tua.” (MF, Diky, SL, MPI’23)

“meskipun pendidikan di masa mendatang tidak akan terpisahkan dengan teknologi, namun nilai agama dan budaya harus tetap ditanamkan kepada peserta didik.” (SL,MPI’23)

“Pendidikan di masa depan hendaknya dapat menciptakan manusia yang adaptif dan siap menghadapi tantangan global. Karenanya kurikulumnya harus mampu membuat siswa berpikir kritis, mampu bekerja sama, mampu berkomunikasi dan berkolaborasi” (Vitia, Nurul, MPI’23)

“Pendidikan di masa depan akan semakin modern dan fleksibel. Pendidikan harapannya lebih fleksibel, inklusif, merata dan tidak hanya fokus pada nilai, tetapi juga karakter, kreativitas serta keterampilan hidup.” (Nisa, MPI’23)

“Pendidikan yang ideal adalah yang sesuai kebutuhan murid. Pendidikan ideal itu tidak hanya membuat orang pintar tetapi menjadikan orang yang selalu siap berubah menjadi lebih baik.” (Salwa IA, MPI’23)

“Masa depan pendidikan di Indonesia sebagian masih gelap, karena outputnya masih banyak yang belum bisa menguasai pelajaran, anak yang bandel tidak diberikan sanksi karena gurunya takut, beberapa anak cenderung menyepelekan gurunya.” (rifqi, MPI’23)

“di tengah perkembangan zaman, seharusnya pendidikan itu tidak menghilangkan budaya dan nilai-nilai luhur bangsa sebagai ciri khasnya. Pendidikan di masa depan hendaknya mencetak siswa yang berkompeten, tetapi selalu ingat kepada Tuhannya.” (NN, MPI’23)

“Siswa dituntut untuk lebih mandiri dan guru menjadi pembimbing, meskipun teknologi berkembang semakin pesat, tetapi tujuan pendidikan haruslah tetap membentuk siswa yang cerdas, berkarakter dan siap menghadapi tantangan zaman.” (Afiqah, MPI’23). Pendidikan yang relevan dengan tantangan dunia nyata harus terus berkembang. (Salma DS, MPI’23)

‘Yang tak boleh hilang dari pendidikan adalah nilai-nilai kemanusiaan, empati dan cinta terhadap pengetahuan. Karena pendidikan sejatinya adalah menjadikan manusia seutuhnya.” (Felia, MPI’23)

“Pendidikan saat ini didukung dengan kemajuan teknologi. Internet dan aplikasi lainnya menjadikan lebih mudah, sayangnya tidak merata masih banyak kesenjangan di sebagian besar wilayah Indonesia.” (Elly, MPI’23)

“Harapan saya agar pendidikan di masa depan adalah menghasilkan generasi muda yang dapat memajukan Indonesia, tanpa korupsi, maju di berbagai aspek. Dan Pemerintah mendukung prestasi dari setiap kompetensi yang dimiliki anak Indonesia.” (NN, MPI’23)

Pendidikan yang lebih baik adalah harapan bagi semua anak bangsa. Berbekal pendidikan yang lebih bermutu itulah kita bisa memajukan segala aspek pembangunan dengan tetap memegang teguh nilai-nilai, budaya dan agama yang diyakini, serta menjadikan bangsa Indonesia tetap bermartabat di dunia internasional.

--------------
*Penulis adalah dosen FTIK di IAIN Ponorogo